Akhir minggu berikutnya pun datang, saatnya murid-murid dikelas kami tes lari. Jadi, kami diberi waktu empat menit dan harus mengelilingi lapangan sebanyak-banyak mungkin. Aku tidak begitu baik dalam berlari, itu karena pernapasanku memang kurang baik sejak aku kecil.
"Startnya dari sini. Kelompok pertama bersiap, kelompok kedua akan menghitung."
Kelompok pertama, kedua, ketiga telah berlalu. Kebetulan, kelompokku bersebelahan dengan kelompok Akira, Geka, dan Shane, hanya saja mereka lebih dulu. Jadi saat mereka berlari, kelompok akulah yang akan menghitung.
"Kau menghitung Akira saja." Kata Kuran kepadaku.
"Nah, iya, itu kesempatan bagus." Ucap yang lainnya.
Aku hanya tertawa mendengar mereka.
"Kelompok empat bersiap, kelompok lima menghitung."
Orang-orang dari kelompokku berdiri dan mendekati garis start, dan orang-orang dari kelompok lima sudah bersiap digaris start. Karena aku berdiri persis dibelakang Geka, sensei menyuruhku untuk menghitungnya, sedangkan Haruna menghitung Shane, dan Akira dihitung oleh Karin!
Aku tertegun, merasa aneh dan lucu. Seluruh murid dikelas kami tau bahwa sejak dulu Karin menyukai Geka, sedangkan aku menyukai Akira, akan tetapi kali ini kami ditukar, dan disitu aku punya sebuah ide yang bahkan membuatku sedikit merasa semakin lucu.
"Geka semangat! Janagn sampai kalah!" Teriakku.
Karin menatapku dalam-dalam lalu tersenyum.
"Akira ayo cepat!" Teriaknya. Orang-orang dikelompok kami tertawa, termasuk aku dan Karin.
"Ayo Geka, jangan buat aku malu!" Teriakku semakin keras.
"Akira, jangan lama!" Karin tidak mau kalah.
Yuki dan Nara menatap kami dengan aneh, tatapan mereka sangat dalam dan aku sangat tau apa artinya itu.
"Kok kalian tertukar seperti ini?" Tanya mereka.
Kami berdua tetap tertawa.
Kemenangan berhasil aku raih, geka mendapatkan 8,5 putaran, sedangkan Akira hanya 7,5. Aku senang dan tersenyum penuh rasa kemenangan. Ya mungkin aku tidak bisa sendirian mengalahkan Akira, tapi pasti aku bisa. Haha..
Berikutnya giliran kelompokku yang berlari, hanya saja aku mendapatkan hasil yang parah sekali. Hanya 6,1 putaran. Mungkin kalian berpikir bagaimana cara menghitung bagian komanya, itu nilai dari sensei kami, jadi aku juga tidak mengerti.
Selesai jam pelajaran pertama ini, kami masuk kelas dengan seperti biasa, hanya saja saat kami masuk tiba-tiba kertas ulangan bahasa Inggris kami dibagikan. Apa aku pernah bilang sebelumnya bahwa kami bersekolah disekolah internasional? Jadi pelajaran bahasa Inggris sangat penting untuk kami.
Aku tersenyum memandang angka 90 yang tertera pada kertas ulanganku. Aku mengalihkan pandanganku pada meja Keigo, dan tepat! Aku menemukan kertas ulangan Akira disana. Aku melihat ada angka 80 disana. Aku tersenyum, untuk pertama kalinya aku menang dari Akira, jadi hidupku tidak akan selamanya menyedihkan.
Bel pulang berbunyi, sekolah hampir sepi saat aku dan Karin keluar dari ruang guru. Kami memiliki kebiasaan untuk menaruh atribute kelas dimeja wali kelas kami, seperti penghapus dan juga spidol.
".... Keigo, Kei, Kevin, Geka, Akira dari kelas 8-1..... Harap jangan pulang dulu, akan ada latihan tarian daerah untuk pelepasan kelas 9 nanti." Kata seseorang yang tidak lain tidak bukan adalah wali kelasku.
Ya, mereka berlima dan beberapa orang lainnya terpilih untuk membantu grup tari sekolah kami dalam mengisi acara pelepasan kelas 9 nanti, sepertinay aku juga akan mengisi acara nanti, tapi aku tidak tau juga, semoga saja berhasil.
Aku dan Karin melihat Geka sedang berjalan menuju Aula, aku tersenyum dan sepertinya akan lucu jika aku menyapanya didepan Karin.
"Geka, semangat ya!" Teriakku pada Geka.
Geka mengacungka kedua jempolnya padaku. Tak lama kemudian Akira datang menyusul Geka. Karinpun membalas dendam.
"Akira semangat!"
Sayang bukan seperti yang kudapatkan, Akira malah terus menatap kedepan dan...
"Cuihh!" Itulah yang malah keluar dari mulut Akira.
Spontan, Karin, dan Geka yang menyadaari hal itu tertawa dengan keras. Yahh, andai saja Akira tau, kalau aku ingin menyapanya seperti aku menyapa Akira. Tapi sayangnya aku hanya bisa menyamakan Geka dengan Akira, dan menganggapnya seperti itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar