Aku terus menatap buku soalku selama sensei terus menerangkan materi baru untuk kami. Sesuatu terus menggangguku sejak beberapa hari ini. Seperti hal yang pernah aku rasakan sebelumnya, tapi ini lebih menyakitkan. Aku menatap Haruna yang terlihat serius mendengarkan penjelasan sensei.
"Ada yang mengganggumu?" Tanya dia.
Aku menggeleng, meskipun dalam hati aku merasa harus mengangguk keras.
"Kau kenapa?" Suara Fuka mengagetkanku.
"Aku baik." Kataku sambil melangkah pergi.
"Kami tau ada yang mengganggumu." Tebak Haruka.
"Iya, tapi biarkan aku menyimpannya sendiri dulu. Nanti saat aku sudah baik, aku akan menceritakannya pada kalian." Jawabku.
Mereka mengangguk lalu tersenyum, seakan memberi semangat bahwa semua masalahku akan selesai dengan mudah. Tapi nyatanya, ini sedikit lebih berat dari yang bahkan aku bayangkan
**
Akhir minggu hampir tiba, dan pelajaran pertama saat ini adalah pendidikan jasmani. Menurut yang kudengar, kami harus meng-shooting bola kedalam ring. Hanya itu, terdengar mudah.
Aku mendengar nama Akira dipanggil, itu tidak begitu menarik perhatianku. Hanya saja, ada satu masalah..
"Akiraa !! Hana mendukungmu !!" Teriak salah satu temanku.
"Hey, ada Naomi dibelakang !" Kata yang lain dari mereka.
Aku hanya terdiam tapi aku melihat Akira seperti tersenyum, dan entah kenapa, aku hampir ingin menangis.
"Aku dengan kalian saja.." Kataku pada Fuka, Haruna, dan Haruka.
"Jangan sedih.." Goda Haruna padaku.
"Kau tidak sedihkan Naomi.."
"Aku? Sedih? Jangan bercanda.." Jawabku singkat.
Tidak lama setelahnya, aku selesai meng-shoot bola kedalam ring. Tidak lebih banyak dari Akira yang mendapatkan 11 poin. Aku hanya dapat 8. Akan tetapi teman-temanku memujiku atas hal itu.
"Nanti siang kita akan berenang ditempat seperti biasa. Jangan lupa, jam 2 siang." Kata sensei-ku.
"Kau ikutkan?" Tiba-tiba suara Misaki terdengar olehku.
"Tentu.." Jawabku sambil tersenyum.
**
Ditempat renang, aku melihat Akira sudah datan terlebih dahulu, dan entah kenapa aku merasa tidak enak badan.
Aku menatap Akira, dengan separuh wajah menampakan bahwa aku malu. Aku malu karena aku tidak bisa berenang. Aku trauma, aku takut untuk hal itu. Aku pernah hampir kehabisan nafas saat menyelam, dan aku takut untuk berenang.
"....Aku takut.." Kataku setelah menceritakan pengalaman burukku pada teman-temanku.
Mereka hanya terdiam. Haruna ingin mengajariku dan membantuku melawan traumaku, akan tetapi, jika aku masih tidak berani, itu percuma saja.
Aku melihat Akira berenang dengan sangat tenang. Tidak ada wajah takut dwajahnya seperti diwajahku. Dan entah kenapa aku terus memikirkan Akira. Akira lagi.. Akira lagi... Ada apa dengan aku?
Tiba-tiba, aku merasakan mataku mulai berair. Tidak, aku tau ini bukan karena terkena air yang dicampur kaporit, ini air mata sungguhan ! Segera aku naik kepermukaan dan duduk didekat beberapa temanku yang tidak berenang. Ada Hanami disana.
Hana tersenyum padaku, aku membalasnya. Akan tetapi tidak ada kata-kata atau suara lainnya. Ya, hanya ada senyum diantara kami. Aku kembali menatap Akira. Ingin rasanya aku pulang saja dan tidak akan mengulang kesalahan ini lagi, tapi Karin menahanku.
"Haruka, maaf merepotkanmu. Tolong ajari aku berenang." Kataku pada Haruka.
Haruka mengangguk lalu tersenyum.. Kami memulai latihan kami, sedikit demi sedikit aku mulai bisa mengambang lalu mendayung. Traumaku mulai hilang. Aku terus memikirkan Akira dan itu membuatku semangat meskipun aku semakin ingin menangis saat aku mengingat bila aku pernah menangis didepan Akira. Itu sungguh memalukan.
"Kau belajar dengan cepat untuk orang yang pernah memiliki trauma."
"Terima kasih.. Aku terus memikirkan Akira." Jawabku.
"Akira.." Tanya mereka bingung.
"Iya Akira.."
Mereka terdiam.. Mungkin ini mengejutkan. Tapi kisah ini., masih berlanjut...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar