Aku masih terus terdiam ditaman sekolah. Bel pulang sekolah sudah berdering 30 menit yang lalu. Mengayun-ayunkan sepatuku pelan. Menatap tajam kekakiku. Menendang-nendang buah apel yang jatuh tidak jauh dari kakiku. Ya, memang ada sebuah pohon apel kira-kira 5 meter dari tempat aku duduk saat ini. Pohon itu cukup rindang dan memiliki banyak buah. Ini adalah satu-satunya tempat yang paling indah disekolah ini.
Pikiranku melayang. Kalau aku bisa mengulang waktu, mungkin aku tidak akan memilih bersekolah disekolah ini. Ah tidak.. Jika aku bisa mengulang waktu, maka aku akan memilih untuk tidak pindah dari sekolah lamaku di Obiru.
Sayang ini adalah tuntunan pekerjaan ibu sebagai seorang guru SD. Yah.. Aku tidak mau menceritakan tentang keluargaku saat ini.
"Kau mau?" Tanya seseorang dari balik apel kepadaku.
Aku tidak langsung menjawab. Aku terdiam sebentar, menjernihkan pikiranku benar-benar.
"Tidak. Terima kasih." Jawabku tanpa menatapnya lalu pergi meninggalkannya.
**
Namaku Heido Matsuken. Aku murid kelas 3 di SMP baruku Hatakawa. Seperti yang sudah kau katakan sebelumnya. Bukan keinginanku untuk pindah kesekolah ini. Ini karena orang tuaku. Ya.. Begitulah..
Aku termasuk anak yang pendiam, jadi aku belum memiliki satu orang pun teman. Atau mungkin aku tidak akan memiliki teman. Aku tidak begitu tertarik tentang apapun dari sekolah ini. Sekalipun sekolah ini terlihat lebih modern karena terletak di Osaka.
Rumahku di Osaka juga sedikit lebih besar dari yang di Obiru. Tapi menurutku tetap Obiru lebih baik. Disana aku memiliki banyak teman. Teman-teman yang begitu berharga untukku. Meskipun bagaimanapun juga kau tidak dapat menyesali ini semua cukup sudah aku membantah orang tuaku.
**
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" Tanya ibu padaku.
"Menurut ibu?" Jawabku singkat sambil berlalu.
Aku sedang malas berbicara pada orang tuaku sekarang. Aku masih kesal karena tidak didengarkan saat mereka mengambil keputusan untuk pindah. Semua terasa tidak adil untukku.
"Ibu tau kau marah." Kata seseorang dari balik pintu kamarku.
"Baguslah." Ucapku.
Ibu membuka pintu kamar yang memang sengaja tak aku kunci.
"Kau akan terbiasa. Ibu yakin suatu saat nanti kau tidak ingin pindah dari tempat ini."
Aku masih diam menatap lurus kedepan. Menahan emosiku karena kau tidak mau menyakiti ibuku. Meskipun aku marah aku harus tetap bisa menahannya. Bagaimanapun juga aku sudah dewasa. Dan itu adalah ibuku, aku tidak boleh menyakitinya
**
Sudah dua hari aku bersekolah di Hatakawa. Aku mulai terbiasa karenanya. Dengan suasana riuh ramai khas kota Osaka. Udara yang sedikit panas berbanding terbalik dengan udara didalam kelas yang begitu dingin. Tempat dudukku terasa begitu sejuk. Jika aku orang baru didunia ini, mungkin aku sudah mati kedinginan. Beruntunglah suhu tubuhku lebih panas dari orang biasanya.
Tak lama setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir. Hujan mengguyur Osaka dengan derasnya. Gemuruh petir sesekali terdengar dengan keras. Aku menatap seorang perempuan yang aku kenal terlihat bingung.
"Kau kenapa?" Tanyaku.
"Belakangan ini hujan terus mengguyur Osaka tanpa henti. Ini tidak seperti biasanya." Jawabnya.
"Memang kenapa jika begitu?"
"Tidak apa-apa."
Aku menatapnya dalam-dalam. Dia terus menatap kelangit yang menumpahkan hujan. Hari semakin terasa gelap, tidak mungkin ia pulang sendiri.
"Ayo kuantar pulang." Tawarku.
"Kau sudah menolak apel dariku. Jadi aku juga harus menolak tawaranmu."
"Apa-apaan itu. Ayo ikut aku. Hari semakin gelap." Kataku sambil menarik tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar