Selasa, 16 Juli 2013

Summer Cool (Part 3 : Why)



"Kau pernah memikirkannya sebelum ini terjadi?" Tanya Gesuki padaku.

"Memikirkan apa?" Tanyaku.

"Tentu saja untuk pindah kemari."

Aku tersenyum kecut, memegang tengkukku lalu berkata, "Jika aku pernah mengharapkannya, setidaknya memikirkannya, aku tidak akan terlalu stress seperti ini, bukan?"

"Kau benar". Iya terdiam sejenak, "Tapi kau terlihat bahagia." Lanjut Gesuki.

"Apa aku harus terlihat histeris dengan berteriak-berteriak dikelas atau menabrakkan diriku dan motorku kesebuah pohon besar? Beritahu apa yang harus lakukan dan aku akan melukannya."

"Tidak, dengan kau bisa tersenyum saja itu sudah cukup." Katanya.

Dia terdiam dengan cukup serius, aku tidak tau pasti apa yang ia lakukan. Aku mempercepat langkahku menuju kelas. Belum ramai. Hanya terlihat beberapa orang sedang mengobrol. Dengan sigap aku duduk dikursiku lalu melamun, hingga ia datang dan menyapaku.

"Hai jelek! Kau terlihat mengantuk?" Katanya manis.

"Ingin tahu ya?" Aku membereskan tasku yang hampir terjatuh.

"Aku tidak tahu kau jika kau adalah anak dari Nyonya Heido Akura. Hmm.. Nama kalian sama, hehe, tapi serius aku tidak sadar. Kalian tidak mirip."

"Ia ibu tiriku, dan sekalipun aku membencinya, ia ibu tiriku. Kau kenal dia?"

"Umm.. Ternyata begitu. Di guru yang baik. Dan sepertinya di orang baik. Kau menyukainya?" Tanya gadis dengan mata penuh harapan agar aku menjawab tidak, aku tau itu, aku tau apa yang ia pikirkan.

"Tidak jika ia tidak meminta kami sekeluarga pindah."

"Kenapa kau tidak ingin pindah?".

Terlalu banyak pertanyaannya. Aku menghela napas panjang. Sepanjang yang aku bisa.

"Sudah ya, aku tidak mau berkata apapun lagi."

"Kenapa?"

Aku terdiam, menjatuhkan wajahku diatas tasku. Menghela napas kembali. Tidak lama kemudian, ia baru pergi meninggalkanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar