Satu minggu, dua minggu, tiga minggu berlalu, semakin lama waktu berjalan, semakin banyak yang tau bahwa aku suka pada Akira. Berat untuk mengakuinya, tapi mau bagaimana lagi. Sulit juga untuk dipungkiri karena Keiro sudah tau semuanya..
Aku mulai merasa sedikit senang, ya setidaknya Akira tau perasaanku padanya. Aku tak pernah berharap ia akan menjawabnya. Cukup tau saja, aku sudah sangat senang.
Tapi rasa senang itu tidak bertahan lama. Beberapa waktu setelah itu aku tau sebuah rahasia, rahasia yang membuatku serba salah tingkah. Rahasia yang membuatku ingin menangis bila mengingatnya. Rahasia yang membuatku merasa sangat-sangat bersalah dan menyesal telah memilih Akira.
Salah satu temanku, Kyuga Hanami, ternyata juga menyukai Akira. Ia menyukai Akira sejak sama-sama berada di Sekolah Dasar. Mereka sering terlihat beberapa kali dekat dan bersama. Bahkan mereka sering dijadikan sepasang kekasih jika ada tugas drama.
Hana (biasa dipanggil begitu) sangat dekat denganku. Kami berdua sering berunding bersama tentang tugas dan hal-hal lainnya, bahkan hal yang tidak penting. Kami sering pulang bersama, dan aku sangat nyaman berada didekatnya.
Dia cantik juga sangat pintar, dalam beberapa kesempatan sering melebihi Akira, dan pastinya melebihi aku yang biasa-biasa saja. Dia sangat baik dan ramah pada semua orang. Dia juga sangat berbakat untuk masalah menggambar. Dia sangat perfect, sama seperti Akira, aku pikir Akira menyukainya, dan aku mulai merasa putus asa.
Aku selalu merasa aneh, serba salah. Aku tidak mau menyakiti Hana, dan aku juga tidak mau menyakiti diriku sendiri. Hana penting untukku, entah kenapa akupun tak tau alasannya. Ini.., aku tidak tau semua alasannya. Alasan semua ini terjadi.. Aku benar-benar sulit untuk memilih, antara teman atau cinta.
"Teman-teman.. Bagaimana ini?" Tanyaku miris.
"Aduh, aku juga bingung. Bagaimana ya?" Tanya Haruna balik.
"Apa aku harus mengalah? Lagi?"
"Mungkin. Tapi itu menyakitkan." Kata Karin.
"Akiraaa !! Naomi menyukaimu !!" Teriak seseorang dari belakang kelas, dan dia adalah Tara, ketua kelasku dikelas 8-1.
"Tara !" Balasku teriak lalu melirik pada Hana.
Hana diam saja dan tetap memfokuskan matanya pada buku catatan. Aku merasa tidak enak padanya.
Semua terus berlanjut selama dua bulan, pertemanan aku dan Hanapun semakin dekat. Aku tidak tau bagaimana dia memandang dan menganggapku. Kondisinya semakin parah dan miris. Aku semakin sulit melakukan apa-apa, termasuk melirik Akira.
"Naomi, tolong ambilkan kertas ulangan Akira yang tertinggal di meja." Perintah Anako-sensei.
Suasana hening sebentar, lalu terdengar suata teman-temanku yang meledek. Mukaku memerah, salah tingkah tapi aku tidak bisa lama-lama karena ada yang menunggu kertas ulangannya diambil, belum lagi Hana yang aku rasa tidak enak mendengarnya.
Aku bingung. Serba salah tingkah. Kalau aku senang, maka akan ada yang terluka. Kalau ada yang senang, maka aku akan terluka.
Aku kembali dan sesegera mungkin memberikan kertas ulangan Akira padanya agar tidak ada yang melihat. Tapi tetap saja, Kei melihatnya dan kembali meledekku. Wajahku tambah merah. Senang ! Tapi disisi lain, aku merasa sangat bersalah pada Hana (lagi)..
Aku mulai tidak jelas dengan keberadaanku. Aku kini berada diantara Hana dan Akira.. Ya diantara mereka.. Diantara mereka sebagai sebuah PENGHALANG..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar