Aku berlari, terus, menelusuri lorong, mencari tempat dimana aku bisa teriak sepuasnya, meneriakan kesakitan hatiku. Cukup rasanya ! Tersakiti ! Lagi !
"Agrrhh!!" Erangku dalam hati.
Semakin sakit rasanya, semakin sakit bila aku bertahan. Tapi semakin sulit bila aku coba tuk menghapusnya. Tapi aku rasa sudah terlalu lama aku menyukai Akira. Aku tak mau lagi suka padanya. Cukup atas sikap dinginnya terhadapku.
Aku pulang, dengan semangat yang tidak tersisa sedikitpun. Senyum bahagiaku hampir mati.
"Bodoh ! Aku bodoh ! Kau bodoh Naomi ! Kau mencintai orang yang salah, lagi ! Kau berpaling dari Ryuga untuk bahagia kan?! Kau salah ! Karena kau bodoh Naomi ! Kau bodoh !" Teriakku dalam hati ditemani tangis.
Akira tidak akan tau semua hal ini, dia tidak akan mengerti, karena tidak akan ada yang mengerti betapa sakitnya. Meskipun dia harus tau, meskipun dia tau, sampai kapanpun dia tidak akan peduli. Bagaimanapun aku memaksanya tau, dia tidak akan pernah berubah.
"Haruna, aku lelah." Ucapku.
"Lelah? Kenapa?" Tanyanya.
"Akira.. Aku bodoh ya.. Tidak bisa melupakannya."
"Naomi.., separah itukah?"
Aku tersenyum masam. Menahan sakit saat dia tidak peduli padaku. Mencoba berapa kalipun tidak akan ada hasilnya. Putus asa menyelimutiku. Aku ingin selesaikan sekarang juga, tanpa tangis, karena aku tidak mau terlihat bodoh yang berlebihan ! Andai saja aku tidak jatuh cinta lagi saat itu, tidak akan seperti ini kejadiannya.
"Hana, kau benar-benar suka pada Akira ya?" Tanyaku.
Dia diam saja dengan senyumannya, dan aku anggap itu ia.
"Jadi aku benar harus mengalah." Ucapku dalam hati.
"Aku anggap Akira sebagai seorang kakak untukku." Jawab Hana.
Bohong ! Aku tau dia bohong ! Senyumnya.., senyumnya benar-benar menipu. Aku kembali memasang senyum tipis, setipis kemungkinan Akira akan peduli padaku. Aku tak punya hak benci pada Hana, Hana sudah sering terlalu baik padaku, dan juga seharusnya dia yang benci padaku, karena aku hanya jadi penghalang diantara mereka.
Aku senang, setidaknya beberapa kali Akira pernah bicara padaku. Itu sudah sangat cukup buatku bahagia. Tidak ada luka dihatiku dan semoga begitu. Hanya perlu sedikit perjuangan agar aku bisa menghapus rasaku. Aku tau penggambaranku tentang semua ini terlalu berlebihan, karena aku tidak tau harus bagaimana melukiskannya dengan kata-kata.
Aku memejamkan mataku, mengingat kembali kata-kata Akira yang pernah dia ucapkan padaku. Meskipun hanya kata-kata sederhana dan biasa, itu benar-benar indah untukku. Aku ingin mengulang semua kejadian ini, mencegah semuanya terjadi, memperbaiki, menghapus tangis dan luka. Aku tidak mau jatuh cinta, pada Ryuga, apalagi Akira.
Ini sangat lucu, berawal dari sebuah 'Pertemuan Indah' lalu membuat 'Suasana Baru' dihidupku. Membuat kisah 'Cinta dan Sahabat' yang indah dan penuh luka. Membuatku merasa bahwa 'Waktu Telah Habis' untuk mencintai Ryuga, hingga 'Rasa Itu Mulai Ada', rasa untuk Akira. Meskipun aku hanya jadi sebuah 'Penghalang' untuk Hana dan Ryuga aku tetap bisa bahagia meskipun sebentar. 'Dengan Tangis. Lagi.' aku melanjutkan kisahku..
Menunggu kisah berikutnya, hanya itulah yang bisa aku lakukan saat ini. 'Terimakasih Atas Luka Ini' dari Ryuga dan Akira tentunya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar