Selasa, 12 Februari 2013

Sweetest Hurt (Part 7: Dengan Tangis. Lagi.) ~TrueStory

"Tau tidak? Aku dengar dari Akira kalau dia pernah berpacaran dengan Hana saat di Sekolah Dasar." Teriak Kei pada Keiro dan Geka.

Sekilas seluruh kelas hening. Badanku merinding..

"Kenapa harus sedih Naomi? Akira tidak akan menjadi milikmu !" Ucapku dalam hati.

"Naomi, jangan bersedih." Teriak mereka semua yang ada didalam kelas.

Aku membalikkan badan. Tersenyum pada orang yang berteriak paling keras dibelakang sana. Belum sempat mengucapkan sebuah kalimat, Yuka berteriak pada mereka semua.

"Naomi sudah tidak suka lagi pada Akira !" Begitulah katanya.

Aku menatap Yuka, tersenyum tipis.

"Hi-Five?" Tawarku. Dia menyambutnya dengan senyuman.

Aku tidak yakin apa yang dikatakan Yuka benar atau tidak. Aku hanya dapat berharap itu akan terjadi sesegera mungkin agar tidak ada yang terluka lagi.

"Sekali saja, bersikap jahat pada seseorang. Jangan lukai hatimu terus." Kata Yuka.

"Kau lebih memilih menyakiti orang lain atau menyakiti diri sendiri?" Tanyaku.

"Menyakiti diri sendiri." Jawab Yuka pelan.

"Kalau begitu aku harus melupakan Akira agar Hana bisa bebas menyukainya." Ucapku lalu pergi meninggalkan Yuka sendirian dikelas.

Aku berusaha untuk kuat dan tetap tersenyum meskipun aku benar-benar terluka. Karena begitulah kata mereka tentang perempuan yang tegar.

"Tidak bosan mengalah terus?" Tanya Haruna.

"Mau bagaimana lagi? Ini sudah aku lakukan sejak taman kanak kanak. Aku suka pada seseorang, dan temanku menyukainya, lalu aku harus melupakan orang yang ku suka itu. Kurang lebih 4 kali aku melakukannya. Dan yang paling tragis saat aku masih berharap dari seseorang dan seseorang itu juga menyukaiku, tapi tiba-tiba dia berpacaran dengan teman baikku, tanpa memberitauku." Jawabku panjang lebar.

"Miris." Ucap Fuka pelan, pelan sekali.

"Tak apa Fuka, aku baik-baik saja." Aku tersenyum tipis.

Aku meninggalkan mereka berdua, berjalan menyusuri lorong lalu duduk dikursi yang tersedia. Sendiri, dan sepi. Aku menatap sepatu hitamku, mengayun-ayunkannya.

"Kau akan bahagia jika melupakan Akira. Ayo berjuang." Ucapku pada diri sendiri dengan sangat pelan.

Tiba-tiba...

"Naomi ! Apa maksudmu kau kau akan move on dari Akira?" Teriak Karin memecah kesunyian.

"Karin, kau lebih memilih menyakiti orang lain atau menyakiti diri sendiri?" Tanyaku.

"Tentu saja menyakiti orang lain ! Untuk apa menyakiti diri sendiri? Optimis Naomi ! Aku yakin Akira tau kau suka padanya." Bentak Karin.

"Akira memang tau. Tapi ia tidak peduli."

"Kau lupa semua cerita cintaku yang pernah aku ceritakan padamu? Itu lebih menyakitkan Naomi !"

"Baiklah? Apa yang harus aku lakukan?"

"Bertahan dengan keadaan ini. Jangan mau kalah !"

"Bertahan? Dengan semua tangis ini? Lagi?" Tanyaku kaget.

"Iya !" Teriak Karin sekali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar